Contoh Biografi Tentang Ibu Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya

Diposting pada

Contoh Biografi Tentang Ibu Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya

 

 

Contoh Biografi Tentang Ibu Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya
Contoh Biografi Tentang Ibu Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya

 

Biografi Tentang Ibu Dalam Bahasa Inggris

 

Sahabat SBI masih ingat bahwa pada materi sebelum ini kita pernah membahas mengenai biografi dalam bahasa inggris. Yuk sedikit kita ulas mengenai biografi itu sendiri.

  • Biografi adalah suatu tulisan yang berisikan mengenai kisah tentang kehidupan suatu orang. Biografi sendiri menceritakan berdasarkan dari kegiatan hidupnya seseorang misalnya tanggal lahir,alamat,nama orang tua,riwayat pendidikan,peristiwa penting dalam kehidupan seseorang,atau peristiwa menarik kehidupan sehari-hari,jasa,hasil karya sampai meniggalnya seseorang.

Biografi juga memiliki contoh, salah satunya yang akan admin sajikan kali ini yaitu contoh biografi seorang ibu. Bagaimana Contohnya? Yuk simak!


My mom named Wahyuni, she was born on September 30, 1971 from a father named Sastrokaryono Sariman, who was born on November 10, 1942 in wonogiri. And a mother named Wagiyem, born in Karanganyar on 8 July 1951. And my mother was married to a man named Ateng Indraguna.
In my childhood my mother lived in the village, the village of Geneng Kaling, Tasikmadu Subdistrict, Karanganyar Regency. My mother was a daughter of the first of the three brothers.
My mom’s first school in kindergarten in place. After 1 year in kindergarten, and forward it to the SDn Kaling 1. When my mother alwaysSD megendarai bike with other friends, and any path yet dispal so ifrain shoes carried by hand. Distance home to SD for about 2 km. my mother while studying at night using only the explanation in the form of an oil lamp. He is always playing in the garden cane with her friends.
After graduating in ELEMENTARY SCHOOL for 6 years my mother continued to Smp Tasikmadu 1. Is 7 km from home, riding a bicycle, and admission in class 1B. When it’s my mother followed the chorus,also joined the Scouts running from Tawangmangu until Karanganyar city is about 50 km, and follow the camping in Time Soro near the tomb of the President 2. And get ranked 72 out of the entire class.
My Mom’s 2nd class rolling to class c. my mother followed a race making fried rice and got 2 champion from representatives of the entire class. And following the race Scouts in Tawangmangu district level.
3rd grade my mom in rolling again into class d. my Mom already may not follow activities outside lessons again, but must follow the les that began hours to 0 i.e. at 06.30 and 07.15 additional hours up to 2 started 13.30 until 14.30. For free or no payment.
Then my mother was proceed to SMAn Kebakkramat 2. In high school my Mom was elected a member of the paskibraka and was active in the Boy Scouts. My mom majored IPS because the value of mathematics and his IPA is very small.
My mother attended to the University Eleven Maret, Negri in Surakarta. Majored in PLB (Education). Become a teacher in SLB honorary Cangaan, Karanganyar. And move to the SLB Panumbangan following her marriage to my father, and finally quit because of the bustle of the household.
And now my mom, on the sidelines of a busy, he became an insurance agent.
My mom said that learning was not surrendered by the State such as riding a bicycle, solidarity, solidarity with friends of friends, and studied with enterprising. The times when my mom used to be different to the already versatile modern now. I realize that the struggle does not deserve to be a tireless example.

Ibuku bernama Wahyuni, ia lahir pada tanggal 30 September 1971 dari seorang ayah yang bernama Sariman Sastrokaryono, yang lahir pada tanggal 10 November 1942 di wonogiri. Dan seorang ibu yang bernama Wagiyem, lahir di Karanganyar tanggal 8 Juli 1951. Dan ibuku menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Ateng Indraguna.
Pada masa kanak-kanak ibu saya tinggal di Dusun Geneng, Desa Kaling, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Ibuku adalah seorang putri pertama dari 3 bersaudara.
Ibuku pertama kali sekolah di Tk di tempatnya. Setelah 1 tahun di TK, dan meneruskannya ke SDn Kaling 1. Sewaktu SD Ibuku selalu megendarai sepeda dengan teman lainnya, dan jalannya pun belum dispal jadi jikalau hujan sepatunya dibawa dengan tangan. Jarak rumah ke SD sekitar 2 km. Ibuku saat belajar pada malam hari hanya menggunakan penerangan berupa lampu minyak. Ia selalu bermain di kebun tebu dengan teman-temannya.
Setelah lulus di SD selama 6 tahun Ibuku meneruskan ke SMPn Tasikmadu 1. Berjarak 7 km dari rumah, mengendarai sepeda, dan masuk di kelas 1B. Sewaktu itu Ibuku mengikuti paduan suara, juga pramuka ikut berjalan dari Tawangmangu sampai Karanganyar kota berjarak sekitar 50 km, dan mengikuti berkemah di Kali Soro dekat makam presiden ke 2. Dan mendapatkan peringkat 72 dari keseluruhan kelas.
Kelas 2 Ibuku rolling ke kelas C. Ibuku mengikuti lomba membuat nasi goreng dan mendapat juara 2 dari perwakilan seluruh kelas. Dan mengikuti lomba pramuka tingkat Kabupaten di Tawangmangu.
Kelas 3 ibuku di rolling lagi menjadi kelas D. Ibuku sudah tidak boleh mengikuti kegiatan di luar pelajaran lagi, tetapi harus mengikuti les yang dimulai jam ke 0 yaitu pukul 06.30 sampai 07.15 dan jam tambahan ke 2 dimulai 13.30 sampai 14.30. Secara gratis atau tidak ada bayaran.
Lalu Ibuku melanjutkan ke SMAn Kebakkramat 2. Di SMA Ibuku terpilih menjadi anggota paskibraka dan aktif di pramuka. Ibuku mengambil jurusan IPS karena nilai Matematika dan IPA nya sangat kecil.
Ibuku melanjutkan kuliah ke Universitas Negri Sebelas Maret, di Surakarta. Mengambil jurusan PLB (Pendidikan Luar Biasa). Menjadi guru honorer di SLB Cangaan, Karanganyar. Dan pindah ke SLB Panumbangan setelah menikah dengan Ayahku, dan akhirnya berhenti karena kesibukan rumah tangga.
Dan sekarang Ibuku, di sela-sela kesibukannya ia menjadi agen asuransi.
Ibuku berkata bahwa belajar itu tidak menyerah dengan keadaan seperti mengendarai sepeda, kesetiakawanan dengan teman, solidaritas teman, dan belajar dengan giat. Zaman saat ibuku dulu berbeda dengan sekarang yang sudah serba modern. Saya menyadari bahwa perjuangan yang tidak kenal lelah patut untuk menjadi contoh.


Semoga bermanfaat sahabat SBI 🙂